Kamis, 13 Desember 2018

ASPEK KESYARIAHAN - KISI KISI UJIAN KOMPREHENSIF- FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM - UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN




ASPEK KESYARIAHAN - KISI KISI UJIAN KOMPREHENSIF-  FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM - UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN

1. Pengertian  Ulumul Quran
     Ulumul Quran adalah ilmu yang membahas masalah-masalah yang berhubungan dengan al-Quran

2. Objek Pembahasan Ulumul Quran
     a. Sejarah dan Perkembangan Ulumul Quran
     b. Pengetahuan tentang al-Quran
     c. Metodologi penafsiran al-Qur'an

3. Urgensi mempelajari ulumul Quran
     - agar dapat memahami kalam Allah SWT
     - agar mengetahui cara dan gaya yang digunakan oleh para Mufassir (ahli tafsir) dalam menafsirkan al-Quran
     - agar mengetahui persyaratan-persyaratn dalam menafsirkan al-Quran
     - mengetahui ilmu-ilmu lain yang dibutuhkan dalam menafsirkan al-Quran

2. Sejarah dan Perkembangan Ulumul Quran

     A. Ulumul Quran pada masa Rasulullah SAW
          a. Rasulullah SAW menafsirkan kepada sahabat beberapa ayat
          b. antusiasme sahabat dalam menghapal dan mempelajari al-Quran
          c. larangan Rasulullah SAW untuk menulis selain al-Qur'an sebagai upaya menjaga kemurnian al-Quran

      B. Ulumul Quran masa khalifah
          a. khalifah Abu Bakar RA dengan kebijakan pengumpulan atau penulisan al-Quran yang pertama yang diprakarsai oleh Umar bin Khattab RA
          b. khalifah Usman RA dengan kebijakan menyatukan kaum muslimin pada satu mushaf
          c. khalifah Ali RA dengan kebijakan perintahnya yaitu ilmu I'rabil Qur'an

     C. Ulumul Quran masa sahabat dan tabi'in
          para sahabat senantiasa elanjutkan usaha mereka dalam menyapaikan makna-makna al-Qur'an dan penafsiran ayat-ayat yang berbeda diantara mereka dan diteruskan oleh murid-murid mereka yaitu para tabi'in

     D. Masa pembukuan (tadwin)
          pada abad kedua hijriah sebagaian ulama membukukan tafsir Qur'an yang diriwayatkan dari Rasulullah dari para sahabat atau dari para tabi'in

3. Seputar al-Quran

      a. pengertian al-Quran secara bahasa
          Qiraah berarti suatu ucapan

      b. pengertian al-Quran secara istilah
           "kalam Allah yang bersifat mukjizat yang diturunkan kepada Muhammad SAW, tertulis di mushaf diriwayatkan secara muttawatir dan membacanya adalah ibadah, al-Quran terdiri dari 6326 ayat, 114 surah, 30 Juz.

      c. nama dan sifat al-Quran
          1. nama-nama al-Quran
                - al-Quran
                - al-Furqan
                - adz-Zikr
           2. Sifat-Sifat al-Qur'an
                - cahaya
                - petunjuk
                - obat
                - rahmat
                - nasehat
                - menerangkan
                - yang diberkati
                - kabar gembira
                - yang mulia
                - yang dihormati
                - pembawa kabar gembira

      d. karakteristik al-Quran
           - kitab ilahi
           - kitab suci yang terpelihara
           - kitab suci yang mukjizat
           - kitab suci yang penjelas dan dimudahkan pemahamannya
           - kitab suci yang lengkap
           - kitab suci seluruh zaman
           - kitab suci bagi seluruh umat manusia.


      e. kandungan al-Quran
          isi kandungan al-Quran meliputi segala hal yaitu akidah, ibadah, akhlak. hukum, peringatan dan sejarah(kisah-kisah).

B. Proses Turunnya Al-Quran dan Tahapan Turunnya al-Quran
     a) al-Quran diturunkan pada bulan Ramadhan
     b) al-Quran diturunkan pada malam Lailatul Qadar
     c) al-Quran diturunkan pada malam yang di berkahi
          al-Quran diturunkan kepada Rasulullah SAW secara bertahap-tahap (berangsur-angsur) selama 22 tahun 2 bulan 22 hari. Ayat yang pertama turun adalah surah Al-Alaq ayat 1 s/d 5, dan surah yang terakhir turun adalah Al-Maidah ayat 3.

C. Hikmah Turunnya Al-Qur'an secara Bertahap
     1) Menguatkan atau meneguhkan hati Rasulullah SAW
     2) Menjawab tantangan dan sekaligus Mukjizat
     3) Mempermudah hafalan dan pemahamannya.
     4) Kesesuaian dengan peristiwa-peristiwa pertahapan dalam penetapan hukum
     5) Bukti yang pasti bahwa Al-Qur'an Al-Karim diturunkan dari sisi Yang Maha Bijaksana dan Maha Terpuji

D. Asbabun Nuzul
     Sebab turunnya sesuatu ayat itu berkisah pada dua hal:
     1. Bila terjadi suatu peristiwa.
     2. Bila Rasulullah ditanya tentang sesuatu hal.

     Urgensi Mengetahui Asbabun Nuzul:
     1) peristiwa penting ternyata mendapat jawaban dari Al-Qur'an
     2) mengkhususkan (membatasi) hukum yang diturunkan dengan sebab yang terjadi. Bila hukum itu dinyatakan dalam bentuk umum.
     3) membatasi pengkhususan itu hanya terhadap yang selain bentuk sebab
     4) Menyingkap kesamaran yang tersembunyi dalam ayat-ayat Al-Qur"an yang tidak dapat ditafsirkan tanpa mengetahui sebab nuzulnya.
     5) kegunaa mempelajari asbabun nuzul adalah untuk memudahkan Al-Qu'an agar terhindar dari kesalahpahaman dan memahami ayat.

E. Munasabah Al-Qur'an
     Munsabah Al-Qur'an adalah sisi keterkaitan antara beberapa ungkapan di dalam satu ayat atau antar ayat pada beberapa ayat, atau antar surah di dalam Al-Qur'an.

     adapun manfaat atau kegunaan mempelajari ilmu munasabah ini ialah:
     1. dapat menepis anggapan orang bahwa tema-tema Al-Qur'an kehilangan relevansi antara satu bagian dengan bagian yang lainnya.
     2. mengetahui atau persabungan/hubungan antara bagian Al-Qur'an
     3. dapat mengetahui mutu dan tingkat kebalaghahan bahasa Al-Qur'an dan konteks kalimat-kalimatnya
     4. dapat membantu dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur'an setalah diketahui hubungan suatu kalimat atau ayat dengan kalimat atau ayat yang lain.

F. Al-Makky dan Al-Madany
     a. Cara menentukan Makky dan Madany
     - Metode pendengaran seperti apa adanya  yang didasarkan pada riwayat sahih
     - menganalogikan dan ijtihad yang didasarkan pada ciri-ciri Makky dan Madany

     Tolak ukur untuk menentukan Makky dan Madany:
     1) dari segi waktu turunnya.
     2) dari segi tempat turunnya
     3) dari segi sasaran pembicaraan
   
     b. Ciri-ciri khas Makki dan Madani
     1) ciri-ciri surah Makkiyah
          a) mengandung "Sajadah"
          b) Mengandung lafal "kalla"
          c) Mengandung yaa ayyuhan naas dan tidak megandung ya ayyuhal ladzinaa amanuu, berarti makki
          d) kisah para nabi umat terdahulu adalah makki, kecuali surah Al-Baqarah
          e) kisah Adam dan iblis adalah makki, kecuali suarah Al-Baqarah
          f) surah yang dibuka dengan huruf singkatan.

     2) ciri surah Madaniyah
          a) setiap surah yang berisi kewajiban atau sanksi
          b) setiap surah yang di dalamnya disebutkan orang-orang munafik
          c) setiap surah yang di dalamnya terdapat dialog dengan ahli kitab adalah madani.

     c. tema dan gaya bahasa surah Makkiyah
          a) ajakan kepada tauhid dan beribadah hanya kepada Allah SWT
          b) peletakan dasar-dasar umum bagi perundang-undangan akhlak mulia
          c) menyebutkan kisah para nabi dan umat-umat terdahulu sebagai pelajaran
          d) suku katanya pendek-pendek disertai kata-kata yang mengesankan sekali.

     d. tema dan gaya bahasa surah Madaniyah
          a) menjelaskan kaidah hukum dan masalah-masalah perundang-undangan
          b) seruan terhadap ahli kitab, dari kalangan yahudi dan nasrani
          c) menyingkap perilaku orang munafik
          d) suku kata dan ayat-ayatnya panjang-panjang

     e. Faedah mengetahui Makki dan Madani
          1. untuk dijadikan alat bantu dalam menafsirkan Al-Qur'an
          2. meresapi gaya bahasa Al-Quran dan memanfaatkan dalam metode dakwah menuju jalan Allah
          3. mengetahui sejarah hidup Nabi melalui ayat-ayat Al-Qur'an

G. Al-Muhkam Wa Al-Mutasyabih
     Muhkam adalah ayat-ayat yang bermakna jelas. Adapun Mutasyabih adalah ayat-ayat maknanya belum jelas.

     sikap para ulama terhadap ayat-ayat Mutasyabih:
     1. mazhab salaf, yaitu para ulama yang mempercayai dan mengimani ayat-ayat Mutasyabih dan menyerakhan kepada Allah. sendiri.
     2. mazhab khalaf yaitu ulama yang menakwilkan lafal yang makna lahirnya mustahil kepada makna yang baik zat Allah.

     ayat-ayat Mutasyabih dapat dibagi menjadi:
     1. ayat-ayat yang seluruh menusia tidak dapat mengetahui maksudnya
     2. ayat-ayat yang setiap orang bisa mengetahui maksudnya melalui penelitian dan pengkajian
     3. ayat-ayat mutasyabih yang maksudnya dapat diketahui oleh ulama tertentu dan bukan semua ulama.

H. Fawatih As-Suwar
     Fawatih al-Suwar yaitu pembukaan-pembukaan surat yang dimuli dengan potongan-potongan huruf.

     dalam hal ini ada beberapa pendapat ulama:
     1. fawatih as-suwar sebagai rahasia yang hanya Allah yang mengetahui
     2. fawatih as-suwar mengandung pengertian dapat dipahami oleh manusia

I. Hikmah keberadaan ayat Mutasyabih dalam Al-Qur'an
     1. memperlihatkan kelemahan akal manusia
     2. teguran bagi orang-orang yang mengutak-atik ayat Mutasyabih
     3. memberikan Pemahaman abstrak-ilahiah kepada manusia melalui pengalaman indrawi yang biasa disaksikannya.


14. QIRA'AT AL-QUR'AN
A. Pengertian Qira'at
     Qiraat adalah salah satu aliran dalam pelafalan atau pengucapan Al-Qur'an yang dipakai oleh salah seorang imam qura' yang berbeda dengan lainnya dalam hal ucapan Al-Qur'anul Karim.

B. Sejarah perkembangan ilmu Qira'at
     Diantara sahabat yang populer dengan bacaanya adalah Utsman bin Affan, Ali bin Abi Tholib, Ubay bin Ka'b, Zaid bin Tsabit, Abu Darda, Ibnu Mas'ud dan Abu Musa Al-Asy'ary. Dari mereka ini lah kebanyakan para sahabat dan tabi'in di seluruh daerah belajar tentang Al-Qur'an.
     pada generasi berikutnya dikenanl bacaan Qiraat tujuh orang imam ini adalah qiraat yang shahih karena memenuhi syarat-syarat untuk diterima, yaitu:
     1) sesuai dengan bahasa Arab
     2) sesuai dengan salah satu penulisan mushaf  Utsmani
     3) bersandarkan dari sanad atau riwayat yang shohih/kuat

C. Hikmah perbedaan dalam Qiroah
     1) Bukti yang jelas tentang keterjagaan Al-Qur'an
     2) keringanan bagi umat
     3) membuktikan kemukjizatan Al-Qur'an
     4) Qiroat yang satu dapat menjelaskan atau menafsirkan qiroat yang lain


15. I'JAZ AL-QUR'AN (KEMUKJIZATAN AL-QUR'AN)
     Mukjizat adalah sebuah perkara luar biasa yang disertai tantangan pada diri seseorang yang mengaku nabi atau rasul.

     Mukjizat dapat digolongkan menjadi:
     a) Mukjizat Indrawi yaitu adanya kesaktian seseorang
     b) Mukjizat Rasional adalah kemampuan intelektual yang rasional

1. Perbedaan mukjizat Al-Qur'an dengan Nabi-Nabi sebelumnya
     a) mukjizat nabi sebelumnya bersfat fisik
     b) Mukjizat nabi-nabi sebelumnya terfokus pada "Penakjuban Pandangan"
     c) mukjizat nabi sebelumnya di luar konteks isi risalah mereka dan tidak berkesesuaian.

2. Segi-segi Mukjizat Al-Qur'an
     A. segi bahasa dan susunan redaksinya yaitu keserasian dalam menyusun kata-kata, serta kelancaran logika.

     B. segi isyarat ilmiah
          1. dorongan kepada manusia untuk selalu berpikir keras atas dirinya sendiri
          2. Al-Qur'an memberikan ruang yang sebebas-besasnya
          3. Al-Qur'an dalam mengemukakan dalil-dalil, argumen serta penjelasan ayat-ayat ilmiah, menyebutkan isyarat-isyarat ilmiah

     C. segi sejarah dan pemberitaan yang ghaib
          1. sejarah/keghaiban masa lampau
          2. keghaiban masa kini
          3. ramalan kejadian masa mendatang

     D. segi petunjuk penetapan hukum
               meskipun memang banyak aturan hukum dari Al-Qur'an yang secara "kasat mata" terlihat tidak adil, kejam dan sebagainya, tetapi sesungguhnya di balik itu ada kesempurnaan hukum yang tak terhingga.


16. Pengertian Umum tentang Hadits, Sunnah, Khabar, Atsar, Bid'ah dan Hadits Qudsy
A. Hadits
     Hadits adalah segala ucapan/perkataan, perbautan, dan hal ikhwal (keadaan) Nabi Muhammad SAW, adapun definisi hadis menurut ahli usul ialah segala perkataan, perbuatan, ketetapan Nabi SAW yang berkaitan dengan hukum.
     hadis yang sampai kepada Nabi disebut Marfu', yang sampai kepada sahabat dinamai mauquf, dan yang sampai pada tabi'in disebut Maqthu'

B. Pengertian Sunnah
     Jumhur Para ahli hadis menetapkan sunnah dalam arti tersebut maknanya sama dengan hadis
     Sunnah adalah segala  yang ditafsirkan dari Nabi SAW yang berkaitan dengan hukum

     Sunnah dapat dibagi menjadi:
          a. ucapan atau perkataan Nabi SAW
          b. perbuatan Nabi SAW
          c. ketetapan Nabi SAW seperti:
               1. membenarkan sesuatu yang dilakukan sahabat
               2. menerangkan dan menguatkan yang dikerjakan seorang sahabat

     Ulama Hanafiah membagi Sunnah kepada dua macam:
          1. sunnah yang dikerjakan untuk menyempurnakan kewajiban-kewajiban agama
          2. segala kebiasaan yang dilakukan oleh Nabi SAW

     Ulama Syafi'iyah membagi sunnah kepada:
          1. suatu yang dikerjakan secara tetap oleh Nabi SAW
          2. suatu yang dikerjakan tidak secara tetap oleh Nabi SAW

C. Hadis Qudsi
     Hadis Qudsi adalah Sabda Nabi SAW dengan mengatakan "Allah Berfirman........."


17. Hadis Maudhu'
D. Maudhu
     Hadis maudhu adalah hadis yang dicipta-ciptakan lagi dibuat-buat.

     Cara mengenali ciri-ciri yang terdapat pada hadis:
     1. perawi itu terkenal pendusta
     2. adanya indikasi yang menunjukkan kemaudhuan hadis tersebut
     3. perawi itu dikenal berdusta dsengan riwayat hadisnya
     4. kondisi physikologis para perawi sendiri yang mendorongnya memalsukan hadis.

     ciri-ciri pada matan antara lain:
     1. keburukan susunan kalimat lafadznya
     2. kerusakan maknanya
     3. bertentangan dengan akal sehat dan tidak bisa ditakwilkan
     4. karena berlawanan dengan kaidah umum
     5. bertentangan dengan nash al-Qur'an, sunnah yang  muttawatir  dan  ijma'
     6. menyalahi hakekat sejarah
     7. sesuai dengan mazhab si perawi
     8. mengandung informasi yang menurut seharusnya, jika ada, diriwayatkan oleh orang banyak
     9. menerangkan suatu pahala yang sangat besar bagi perbuatan yang sangat kecil.

B. Bid'ah
     Bid'ah berarti segala sesuatu yang dibuat-buat atau dicipta-ciptakan oleh manusia baik berupa perkataan atau perbuatan yang terkait agama dan syair-syairnya, dimana tidak ada atsar(riwayat) dari Rasulullah SAW, dan dari para sahabatnya.
       
     al-sunnah adalah lawan dari al-bid'ah

18. Pembagian Hadis
     Hadis jika dilihat dari segi materinya dapat dibagi kepada dua bagian. pertama, bagian awal disebut sanad, dan kedua, bagian akhir disebutkan matan.
     sanad terdiri dari dari orang-orang atau nama-nama para rawi yang terdapat dalam setiap tingkatan atau generasi dan lambang-lambang periwayatan yang mereka gunakan.
     matan adalah penghujung sanad yakni sabda Nabi SAW  yang disebutkan sesudah akhir sanad"

     hadis Mutawatir adalah hadis yang diriwayatkan oleh orang banyak kepada orang banyak, dari orang banyak kepada orang begitu seterusnya dari awal sanad hingga akhirnya.
     mutawatir lafdhi sedikit sekali jumlahnya. para ulama juga berbeda pendapat tentang status kemutawatirannya.
     mutawatir maknawi lebih banyak jumlahnya dan para ulama sepakat kemutawatirannya.

     hadis ahad adalah hadis yang diriwayatkan oleh satu orang periwayat, dua orang, tiga orang atau lebih tetapi lebihnya itu tidak mencapai jumlah periwayat hadis mutawatir
     hadis masyur adalah hadis yang diriwayatkan oleh tiga orang periwayat atau lebih.
     hadis 'Aziz adalah hadis yang diriwayatkan oleh dua orang periwayat.
     hadis gharib adalah hadis yang diriwayatkan oleh satu orang periwayat.
   
     keshahihan atau kedhalifannya hadis masyur, 'Aziz dan Gharib didasarkan pada hasil penelitian sebuah hadis.

     hadis disebut sebagai hadis shahih bila memenuhi syarat-syarat berikut:
     1. sanadnya bersambung
     2. periwayatnya bersifat adil
     3. periwayatnya bersifat dlabit
     4. pada hadis itu tidak terdapat kejanggalan
     5. tidak terdapat pula cacat tersembunyi.

     Hadis shahih lidzatihi adalah hadis karena zatnya sendiri, sedangkan hadis shahih lighairhi  karena didukung oleh riwayat lain yang   lebih kuat.

b. hadis hasan
     hadis hasan adalah hadis musnad yang bersambung sanadnya, diriwayatkan oleh perawi yang adil yang kurang sedikit kedlabithannya.
     macam-macam hadis hasan lizatihi adalah hadis hasan karena zatnya sendiri, sedangkan hadis hasan lighairihi adalah hadis hasan karena didukung oleh riwayat lain yang lebih kuat.

c. hadis Dlaif
     hadis dhalif ialah hadis yang tidak memenuhi persyaratan sebagai hadis shahih dan tidak pula sebagai hadis hasan.

     sebab-sebab hadis kedhalifan  yaitu:
     - hadis-hadis dlaif karena tidak bersambung sanadnya, antara lain:
          1. hadis mursal
          2. hadis munqathi
          3. hadis mu'dlal
          4. hadis mudallah
          5. hadis mu'allal

     Sedangkan hadis-hadis dlaif karena perawinya tercela atau sebab lainnya, antara lain:
          1. al-Mudla'af
          2. al-Mudlharab
          3. al-Maqlub
          4. Al-Syadzdz
          5. al-munkar
          6. al-matruk dan al-mathruh

d. hukum beramal dengan hadis dlaif
     hadis dlaif mutlak tidak bisa diamalkan, sedangkan pandangan imam abu daud dan ahmad hanbal RA bahwa hadis dlaif mutlak bisa di amalkan karena hadis dlaif lebih kuat dari pada pendapat seseorang. adapula yang berpedapat bahwa hadis dlaif dapat dipergunakan dalam menerangkan keutamaan-keutaman suatu perbuatan.
     hadis dlaif mengemukan tiga syarat dalam mengambilnya:
     1. tidak terlalu parah
     2. tidak bertentangan dengan dalil
     3. jangan di i'tikadkan bahwa bahwa hadis ini benar-benar berasal dari nabi SAW

19. Pengertian Ushul Fiqih dan Hukum Islam
     ushul fikih adalah pangkal atau dasar darinya hukum islam dilahirkan. cara-cara menemukan hukum islam baik dengan metode deduksi, induksi, ataupun integrasi

20. Pengertian Ijtihad, Ittiba, dan Taklid
     ijtihad adalah Kerja Intelektual ulama untuk menemukan hukum, Ittiba berarti mengikuti pendapat ulama yang disertai dengan pengetahuan. adapun taqlid ialah mengikuti pendapat ulama tanpa pengetahuan.

21. metode Ijtihad
1. ijtihad deduktif
     ijtihad deduktif(ijtihad kebahasaan) yaitu penurunan (derivasi) hukum dari dalil nash dengan cara qaidah kebahasaan, nahwu , sarf, dan balagah

2. Ijtihad Induktif
     Ijtihad Induktif (metode empiris) didasarkan pada maslahat dan mansadat yang diekstrak dari dalil, metode analisis yang digunakan adalah teori-teori ushul fikih yang sudah tersedia seperti qiyas ihtisan, add dziri'ah, mashahat, mursala, maqasyid syariah serta qawaid fiqhiyyah.
     dalam pendekatan induktif, relitas muslahah dan mufsada: kuantitas dan kualitasnya menjadi acuan pembolehan atau pelarangan.
     pendekatan induktif dapat dilakukan dengan berbagai metode seperti qiyas, ihitisan, sadd adziri'ah, maslahat, mursalat, maqasyid syariah hingga qawaid fiqhiyyah.

3. Metode integratif
     normatif empiris atau integralistik menitik beratkan pada nash baik secara sharih atau nash yang  ghairu sharih
     menggunakn Ra'y ketikan tidak ditemukan nash, Ray's adalah pijakan dalam kerja induktif.

22. Qawaidul Fiqhiyyah
     Qawaidul Fiqhiyan adalah teori hukum yang merupakan penyederhaan dari bab-bab fikih, yang perkembangannya melewati tahapan kelahiran , pertumbuhan/pembukuan dan penyempurnaan.
     (jangan menimbulkan kerugian, dan jangan balas/saling menimbulkan kerugian) (sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niat) dan masih banyak lagi contoh kalimat qawaidul fiqhiyyah

     Teori ushul fiqih harus dijadikan barometer untuk verifikasi data-data dan temuan-temuan hasil penelitian kesyariahan yang intinya merupakan penelitian hukum. Karekteristik penelitian hukum, meski menggunakan metode sosial empirik tetap harus menghubungkan dan menghasilkan keputusan-keputusan hukum normatif, Karena dengan demikian, penelitiah kesyariahan akan menghasilkan temuan-temuan empirik dalam dimensi emik sekaligus memberikan keputusan hukum secara syariah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar